Bab 22. Pria Sinting Itu, Max

2254 Words

Begitu pintu kamar tertutup, Jingga tanpa sadar menghela nafas sembari menatap lebih awas hunian pria sinting itu. Entah lelucon apalagi ini sampai dia bisa terjebak dengan Max di apartemennya. Hanya berdua dan selarut ini, cuma karena mau jadi tukang masaknya. Max memang tidak sedingin yang dia kira. Ralat! Dalam tanda petik, saat memperlakukan dirinya pria itu malah jadi konyol sekaligus menyebalkan. Namun, tetap saja rasanya canggung, sebab selama ini memang hubungan mereka tidak sedekat itu. Melangkah ke kulkas, jingga berdiri mengamati isi di dalamnya. Benar saja, memang tidak banyak. Ruby sepertinya tahu abangnya tidak mungkin punya waktu berurusan dengan dapur, jadi menyiapkan makanan kemasan yang sudah siap saji. Jingga menggerutu. Kalau tinggal memanaskan saja, terus kenapa harus

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD