Salah kalau Max pikir bisa meluluhkan kemarahan istrinya dengan ciuman. Alih-alih bisa menghentikan amukannya, dia malah kena bogem lagi. Mukanya yang tadi sudah lebam kena tonjok Jingga dan ditambah gamparan papanya, makin bonyok dengan ujung bibirnya yang terluka. Terpaksa Max membiarkan istrinya pulang masih dalam keadaan marah. Pusing bukan main, karena pasti akan lebih sulit lagi membujuk Jingga setelah ini. Dena benar-benar pembawa sial. Pelajaran buatnya untuk tidak asal kasihan dan lebih tegas ke siapapun. Kalau sudah begini siapapun juga tidak ada yang bisa menyelamatkannya, dari drama kemarahan istrinya yang pasti bakal berjilid-jilid. Deritanya tidak sampai di situ. Papanya juga ikut memberi hukuman. Dia yang tadinya dikasih kelonggaran untuk urusan kerja, sekarang malah tugasn