Lilya • 28

1363 Words

MEMBAGI malam yang dingin dengan selimut dan dekapan hangat dengan pasangan membuat Evan tak kuasa meninggalkan tempat tidurnya. Bahkan, ketika ponselnya berbunyi, dia mengerang malas saat mengambil benda itu, sebelum mematikannya dan mengembalikannya ke tempat semula. Evan ingin tetap begini selamanya. Terlelap sembari memeluk Lilya erat, menghirup aroma tubuh Lilya dan merekamnya dengan baik di otaknya, sebelum menarik perempuan itu semakin merapat ke tubuhnya. Evan ingin kembali terlelap, tapi kantuk tak lagi berpihak. Matanya terbuka sempurna. Dia menatap Lilya yang masih terbuai di alam mimpi, tampak begitu tenang dan damai. Dalam hati, dia terus memuji fisik Lilya yang begitu sempurna. Satu-satunya kekurangannya hanyalah kebodohan ditambah kebaikannya yang membuat dia bisa dimanfa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD