Merlin menggenggam tangannya dengan erat saat Raka menatapnya dengan dalam. Jantungnya sudah tidak bisa diajak berkompromi, detakannya cepat sekali membuat darah di sekujur tubuhnya mendesir hebat. Matanya gelisah menatap ke kiri dan ke kanan. Semua orang kini telah menujukan matanya ke arah mereka. ‘Ada apa dengan Mas Raka? Apa dia benar-benar akan menciumku di depan semua keluarga besarnya?’ Merlin sangat gugup saat memikirkan hal tersebut. Tidak ada lagi yang berbicara. Baik Tante Mina ataupun Om Sardi, mereka sudah membungkam mulutnya saat Raka menipiskan jaraknya dengan sang istri. Terlebih saat salah satu tangan pria itu terulur untuk menyibak rambut Merlin dan berhenti tepat di tengkuk wanita itu. Perlahan tapi pasti, Raka mendaratkan kecupannya di kening Merlin. Sebuah kecupan