Rumit

1243 Words

Jeni menyendenderkan tubuhnya pada dinding ditempat yang agak sepi. Berhadapan dengan Iren benar-benar menguras energi yang sudah tidak seberapa. Sesekali ia kembali memijat pelipisnya untuk meredakan kepalanya yang kembali pusing. "Ternyata kamu disini," Jeni melirik seseorang yang tiba-tiba muncul dihadapannya, "Mas Tama," ujar Jeni pelan. "Kamu sakit?" tiba-tiba suara Tama terdengar khawatir, bagaimana tidak khawatir saat ia melihat Jeni yang lesu dan wajahnya pucat. Jeni kembali berdiri tegak sembari tersenyum pada Tama, "Gak kok, palingan cuma capek karena baru pulang dari Paris," "Yaudah kalau gitu kamu istirahat di dalam saja, Seno tadi mencarimu karena khawatir," Tama hendak meraih tangan Jeni untuk membawanya masuk, namun Jeni menepisnya. "Mas Tama tahu sekaran

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD