Jantung Aqila kembali berdebar kencang kala Gibran merebahkan tubuh tepat di sampingnya. Malam ini sudah pukul 10. Keduanya beranjak dari ruang tamu dan langsung menuju kamar untuk tidur. Istri Pak Ahmad yang tak lain adalah Bu Endang baru saja pulang setelah mengobrol dengan Aqila. "Kenapa tidur masih menggunakan penutup kepala?" Gibran menoleh menatap Aqila yang terbaring di sampingnya. "Maksud Mas, jilbab ini?" Aqila menyentuh jilbab yang menutup rambutnya. "Sebenarnya aku bisa membukanya saat mau tidur. Tapi, aku takut Mas merasa tidak nyaman," ucap Aqila lirih. "Kenapa tidak nyaman? Kamu yang memakai, harusnya kamu yang merasa tidak punya." Gibran membalikan posisinya hingga miring menghadap Aqila. Pria itu menatap lekat wajah sang istri yang terlihat cerah di bawah sinar lampu