Auryn hanya mengaduk aduk makanannya dan tak berniat memakannya, Vania yang melihat itu menyenggol tangan Zelina, ia memberikan isyarat mata untuk melihat Auryn. Zelina melihat Auryn dan Vania bergantian, kepalanya memberikan isyarat bertanya apa yang terjadi pada Auryn. "Ryn..... Auryn.....!" "Apa sih Van, ngapain teriak sih?" "Kamu ini, kalau rindu video call, jangan gengsi kenapa sih, suami sendiri ini." Auryn membuang nafasnya kasar, sebenarnya apa yang dikatakan Vania ada benarnya, ia merindukan Ryu namun terlalu gengsi untuk menghubungi terlebih dahulu, ia hanya diam tak merespon ucapan Vania. "Ish nih anak, buruan sana telepon." "Apa sih Van, enggak ah." "Dasar kamu...terserah ah, yang menderita kamu ini," ledek Vania. Auryn cemberut mendengar ucapan Vania, ia