0: Kehancuran Alam Semesta

1244 Words
Ketika planet bumi telah sekarat dan umat manusia tinggal sisanya saja. Kerusakan alam akibat ulah mereka sendiri membentang dari Kutub Utara sampai Kutub Selatan. Baik lautan maupun daratan telah rusak dan para biotanya kehilangan tempat tinggal nyaman mereka. Sementara itu, para manusia yang tak pernah bisa buka mata dan menyadari kesalahan sendiri malah sibuk menerka-nerka, “Kenapa hanya ada penderitaan di atas muka bumi?” “Kematian, wabah penyakit, alam yang rusak, air tercemar, hewan ternak yang tak bisa berkembang biah.” “Kenapa Tuhan berikan dunia yang sangat buruk seperti ini untuk para ciptaan-Nya?” “Apakah Ia itu sungguh ada?” “Apakah Ia menyayangi manusia ciptaannya?” * “Profesor Bumi, apa yang hendak Anda lakukan?!” tanya Profesor Luka, seorang wanita keturunan Jepang yang sangat membenci pria itu sejak awal dimulainya perjalanan hidup mereka ketika dipilih untuk bergabung ke Komite Pengawal Kemanusiaan, KPK, alias @A_A_A. Bumi menoleh ke arah wanita itu dan bergerak untuk mendorongnya keluar dari ruangan. Ia, dengan tubuh yang tinggal sedikit lagi hancur, harus memanfaatkan semua yang tersisa untuk keselamatan alam semesta. “Bergabunglah dengan yang lain, Profesor Luka. Biar aku sendiri… yang pertanggung jawabkan kerusakan akibat egoisme umat manusia. “SUDAH TAK ADA JALAN UNTUK KEMBALI!” ia memekik seraya dorong punggung wanita bertubuh langsing itu keluar dari ruangan yang selama beberapa waktu terakhir ia fungsikan sebagai “main control”, “kernel”, pusat dari segala sistem yang menampung pola pikir seorang Bumi. Kebijaksanaan seorang Bumi. Profesor Luka tak ingin terlalu lama larut dalam kegundahan perasaan. Segera ia dirikan lagi tubuhnya dan berderap menuju ruangan para elit pemimpin @A_A_A. “Semua ini tak bisa dibiarkan. Apa yang akan orang Indonesia aneh itu lakukan?!” * “Bagaimana laporan soal statistik umat manusia yang masih tersisa?” tanya Profesor Artelier, sekertaris jendral @A_A_A yang menguasai tempat itu, misterinya, masa depannya, sekaligus semua masa lalunya. Satu-satunya putra sah Profesor Clockwock yang merupakan pencetus organisasi @A_A_A di awal kehancuran planet ini berpuluh tahun silam. Profesor Cen Xi, sebagai salah satu orang kepercayaan Profesor Artelier menjawab, “Aku sudah melakukan pembagian serta pendataan menyeluruh atas seluruh manusia yang bisa bertahan dari epidemi virus Chilwin. Jumlah seluruh homo sapiens yang tersisa di planet Bumi daratan kini tidak lebih dari tiga milyar orang di mana jumlah itu akan terus alami penyusutan,” ucapnya seraya menatap layar Flexible Digital Glass yang menunjukkan grafik harapan hidup manusia. Terus menurun. Secara perlahan… seolah menunjukkan kepastian tak diharapkan. Profesor Artelier memegang dagu berusaha tetap tenang walau perasaannya campur aduk tak karuan. Ia tengok sebuah bingkai foto berukuran sedang yang terpasang di salah satu dinding ruangan. Terdapat foto wakil sekertaris jendral Morisery Clockwock di sana. Foto yang hanya diam dalam pose sempurna. Seolah tengah awasi semua orang yang telah ia tinggalkan. Apakah lakukan kewajiban mereka dengan baik atau tidak. Kewajiban yang ditinggalkan oleh ayah kandungnya. Untuk melindungi kemanusiaan serta alam semesta. “Duhai Morisery adik yang paling aku hargai keberadaannya, aku tidak akan biarkann pengorbananmu sia-sia,” tekad Profesor Artelier dengan tatapan menyala-nyala. Berkata pada Profesor Cen Xi di depannya, “Bangun failitas penelitian virus Chilwin di benua Eropa bagian utara yang memiliki suhu paling rendah! Pindahkan semua orang ke sana dan jadikan mereka semua objek eksperimen untuk menyelamatkan masa depan kemanusiaan.” “Pro, Profesor Artelier, apa Anda berniat jadikan para manusia yang bukan anggota @A_A_A sebagai kelinci percobaan?” tanya Profesor Cen Xi dengan tatapan tak percaya. Bagaimana bisa? Bukan itu yang seharusnya mereka lakukan, bukan? Itu bukanlah kebijaksanaan Profesor Clockwock maupun Profesor Morisery! “TERANG SAJA,” jawab Profesor Artelier tegas. Ia dekati mikrofon di mesin pemberi komando pada seluruh jajaran member @A_A_A yang tengah bertugas di daratan planet Bumi. Namun, Profesor Cen Xi segera coba menghalangi. Hendak sedikit lagi mengorek perasaan dan hati nurani si lelaki. “Lalu, apa yang akan terjadi pada semua orang jika rencana Anda gagal? Kita masih bisa teru usahakan pengobatan gratis sembari meneliti virus Chilwin. Tapi, bukan begini cara hati nurani umat manusia bekerja.” Profesor Artelier melihat pemuda yang tim @A_A_A pungut dari dataran China kumuh itu dengan tatapan merendahkan. “Sungguh lancang kau berani mengintervensi keputusanku!” “Profesor Artelier!” pekik Profesor Cen Xi. Sleet. Pintu ruangan tempat mereka berada tiba-tiba terbuka. Dari baliknya berlari masuklah Profesor Luka dengan segala kegundahan yang ia pikul di kedua pundaknya. “Ada apa, Profesor Luka?” tanya Profesor Cen Xi kalem. Sekaligus ngeles dari kemurkaan pria di hadapan. Setelah berhasil atur nafas wanita itu menjawab, “Pro, Profesor Bumi berniat rencanakan hal gila!” Profesor Artelier yang sedang sangat sakit kepala jadi makin pusing saat dengar kabar tentang hal yang adik tirinya yang lain itu hendak lakukan. Kenapa sih keturunan Profesor Clockwock itu yang “normal” hanya dirinya saja? Tidak Profesor Morisery tidak Profesor Bumi. Mereka semua selalu punya pikiran tidak normal yang bisa bahayakan diri mereka sendiri maupun orang lain. Bagai sebuah pertaruhan tak berdasar. Rolet yang berputar liar. Profesor Cen Xi berusaha tenangkan Profesor Luka dan berkata, “Kalau begitu biar aku yang mengawasi ruangan itu. Semoga bisa cegah dirinya lakukan hal yang lebih merugikan.” “Kau kan bersahabat dengan Profesor Bumi,” balas Profesor Luka, “Semoga pikirannya bisa lebih terbuka.” “Kami tak bersahabat. Kami hanya ingin lakukan yang terbaik untuk planet yang sudah hancur ini,” respon Profesor Cen Xi hendak keluar dari ruangan itu. Namun, “Tunggu dulu!” pinta Profesor Artelier. “Aku serahkan yang di sini pada kalian berdua. Aku sendiri yang akan menyeret anak tidak becus itu keluar dari ruangannya dan menahannya di penjara kalau perlu.” Drap drap drap. Saat pintu terbuka, bersamaan dengan Profesor Artelier yang berjalan keluar, masuklah Profesor lain yang sama-sama berasal dari kekerabatan klan Clockwock. “Ada apa, Profesor Ariansyah?” tanya Profesor Luka. “Aku dapat laporan dari para member yang bertugas di wilayah Asia Tenggara tempat aku berasal. Virus Chilwin di sana berkembang semakin tak terkendali karena tingginya suhu udara. Dan juga, aku melihat aliran aneh yang mengarah dari satu titik planet Bumi ke Cloudzele Floating City. Apa ini, ya?” tanyanya keheranan. “Pro, Profesor Ariansyah, apakah ada jejak digital yang mengarah pada seseorang dari laporan itu?” tanya Profesor Luka curiga. Perasaannya sangat tak enak menyankut hal ini. Dengan “enteng” Profesor Ariansyah menjawab, “Tentu saja, ada. Tapi, hanya tertulis ‘kernel’. Sementara ada banyak kernel di kantor ini. Kernel mana yang ia maksud dan member gila macam apa yang akan buat jalan untuk virus yang bisa ubah manusia jadi data digital it uke kantornya sendiri?” Profesor Luka dan Profesor Cen Xi langsung terdiam. Bahkan, Profesor Luka yang sudah hampir tak bisa berlogika lagi tubuhnya hilang tenaga dan terjatuh di tempat. Duk. Bukankah hanya ada satu jawaban untuk “siapakah” membe idiot tersebut? Ya, siapa lagi? “Bicara soal itu, apa yang ingin Profesor Artelier lakukan?” tanya Profesor Ariansyah menoleh ke arah pintu yang tertutup rapat. Tak sering ia melihat saudara sepupunya itu memasang wajah sangat serius. Biasanya kan ia hanya suka “bermain-main” saja. Tak pernah serius anggap pekerjaannya. “…” “…” “Dan lagi, ada di mana Profesor Bumi?” * Satu pertanyaan terakhir sebelum kita mulai cerita bertabur kehancuran serta keputusasaan ini. Siapakah Tuhan yang sesungguhnya di planet bumi? Apakah memang “Tuhan” yang akibatkan seluruh kehancuran hingga hanya sisakan segelintir manusia saja untuk menahan seluruh beban? Wahai para Profesor yang berkuasa, apa yang akan kalian lakukan selanjutnya? Untuk umat manusia.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD