Matahari mulai merangkak naik, tetapi Ayuna belum keluar dari kamarnya. Bukannya belum bangun, tetapi rasa lelah tengah menyelimuti tubuh gadis itu. Dia sengaja mrmanjakan dirinya dengan merebahkan diri di kasur. Menatap ke langit-langit seakan di sana ada sesuatu yang memang ingin dia lihat. Rasa lelah yang menyenangkan. Dia memandangi cincin yang melingkar di jari manisnya. Cincin yang telah mengikat dirinya dan Tama. Mengenang kembali peresmian lamaran mereka semalam yang sukses sesuai harapan. Meskipun tetap saja, ada hal yang membuat Ayuna merasa sedih. Ayuna menerawang jauh, selangkah lagi dia akan menikahi lelaki yang dicintainya. Meskipun lelah, senyumannya tidak memudar sedikitpun. Di wajahnya terpancar jelas rona kebahagiaan. Kebahagiaan yang mememang benar-benar dia impikan