Di tempat lain.
Saat ini.
Su Qiang sedang berjalan-jalan melihat isi dari kuil kecil itu dan melihat peti mati tempat dia sebelumnya berbaring dan Su Qiang menyentuh peti mati yang terlihat sangat buruk baginya.
"Hih! Bahkan peti mati pun terlihat sangat buruk sekali! Benar-benar sangat kasihan sekali nasib pemilik asli tubuh ini. Sepertinya setelah ini, aku harus membuat masa depan yang lebih cerah agar bisa terbebas dari kediaman yang akan membuat aku terus menerus sengsara dan aku Su Qiang dari zaman modern. Tidak mau hidup di bawah tindasan dan belas kasihan dari orang-orang jahat ini! Tidak! Aku tidak mau! Aku harus menjadi wanita mandiri dan tidak bisa ditindas oleh orang lain! Ya, aku harus melakukan itu di zaman entah berantah seperti ini," ucap Su Qiang yang terus berjalan dan dia mengelilingi sekali putaran peti mati yang mungkin dia bisa mendapatkan sesuatu. Tapi semakin dia melihat, dia merasa semakin jijik dengan sikap ayah pemilik asli tubuhnya yang benar-benar sangat kejam dan tidak memiliki rasa kasih sayang sama sekali kepadanya.
"Hih! Benar-benar sangat buruk! Tadi nya aku pikir akan ada sedikit ada terlihat bagus yang aku temukan di sudut peti mati ini, tapi nyata ... Hah! Benar-benar sudah tidak bisa diampuni lagi. Aku sungguh tidak bisa memaafkan sikap kejam ayah kamu Su Qiang! Benar-benar ayah yang tidak memiliki perasaan sama sekali!" Gerutu su Qiang sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali, karena dia benar-benar baru menghadapi seorang ayah yang sekejam itu.
Hingga, saat Su Qiang sibuk bicara sendiri sambil mengutuk ayah dari pemilik tubu aslinya yang kini, akan menjadi ayahnya itu.
Tiba-tiba. Hua yang baru muncul dari arah depan kuil pun berlari secara panik ke arahnya dan berteriak memanggil namanya saat itu juga.
"Nona! Nona ... Nona ini sangat gawat!" Panggilnya yang membuat Su Qiang langsung melihat ke arah Hua yang saat ini, sudah ada didepannya dengan wajah dipenuhi oleh keringat dan suara napasnya terengah-engah.
"Ada apa? Kenapa kamu terlihat sangat lelah sekali? Apakah kamu berlarian sampai seperti ini Hua?" Tanya Su Qiang.
Hua pun menyeka keringat yang membasahi wajahnya tapi dia masih terlihat sangat panik.
"Nona! Ini sangat berbahaya! Sangat berbahaya. Ini ... Ahhh! Itu ... Itu tuan besar beserta nyonya sedang berjalan menuju tempat ini dan sepertinya berita tentang hantu nona sudah sampai ke telinganya," ucap Hua sambil mengatur napasnya yang masih tersengal-sengal tapi tidak mengurangi niatnya untuk terus bicara.
"Nona! Bagaimana ini? Bagaimana kalau Tuan besar dan nyonya besar mengetahui Nona masih hidup seperti ini dan apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Hua yang mendadak bingung sendiri.
Sedangkan Su Qiang dia masih terlihat santai dan tidak terkejut sama sekali saat mendengar berita yang dikatakan oleh Hua.
"Oh! Ternyata mereka bisa datang secepat itu dan tidak sesuai dengan perhitungan aku," ucap Su Qiang dengan santainya. Lalu dia pun berjalan ke arah bangku dan duduk santai di atasnya.
"Hua! Kamu tidak perlu merasa panik atau mengkhawatirkan semuanya. Aku sudah tahu jika berita ini tersebar, pasti nyonya dan tuan besar kediaman ini pasti akan datang untuk memeriksa keadaan tempat ini dan ... Ini sesuai yang aku inginkan. Jadi kalau bisa, kamu diam saja dan biarkan aku saja yang menghadapi mereka semua!" Ucap Su Qiang yang langsung tersenyum misterius dan senyuman itu memperlihatkan jika ada rencana licik yang sudah dia susun di dalam otaknya saat ini.
Membuat Hua, hanya bisa menghela napas lega dan berharap jika majikannya tidak melakukan hal bodoh seperti sebelum yang dia lakukan sebelum dia meninggal.
"Baiklah nona! Hamba akan mengikuti apapun perintah yang nona berikan kepada hamba dan hamba berharap jika anda menghadapi tuan besar, hamba berharap agar anda tidak mengajak beliau bertengkar. Karena beliau tidak suka putrinya membantah perintah darinya," ucap Hua yang memberi peringatan kepada Su Qiang.
Su Qiang pun mengerti dan dia segera menganggukkan kepalanya.
"Baiklah! Aku tahu kalau sikap aku yang dulu sangatlah salah dan membuat aku masuk ke dalam jebakan para manusia sampah itu dan membuat aku bisa seperti ini, jadi ... Kita ubah strategi untuk membalas mereka semua yang sudah membuat aku seperti ini. Jadi ... Hua ... Kamu tidak perlu merasa khawatir, karena aku sudah berubah dan tidak akan bodoh lagi seperti dahulu," ucap Su Qiang yang membuat Hua tersenyum bahagia, karena dia melihat banyak perubahan pada majikannya itu
"Baik nona! Hamba mengerti dan hamba percaya apapun yang nona katakan, hamba yakin jika semuanya sesuai dengan apa yang akan nona lakukan dan hamba akan mendukung apapun yang nona lakukan, karena hamba akan selalu setia tetap disisi nona untuk selamanya," ucap Hua dengan penuh semangat dan itu membuat Su Qiang merasa sangat bahagia.
Sehingga, Su Qiang lun segera memeluk Hua yang begitu sangat menyayangi dirinya.
"Terima kasih Hua! Terima kasih sudah menjadi seseorang yang selalu setia bersama aku. Aku berjanji, tidak akan membuat kamu kecewa atau sedih lagi," ucap Su Qiang yang berjanji dengan segenap hatinya, untuk tidak membuat Hua mengkhawatirkan dirinya.
Sehingga, untuk sejenak keduanya saling berpelukan satu dalam lainnya.
Namun, saat keduanya berpelukan.
Terdengar suara banyak langkah kaki serta suara orang-orang yang sedang berjalan ke arahnya.
Membuat Su Qiang harus melepaskan pelukannya dari Hua dan dia pun segera bersiap untuk duduk yang di sediakan Hua tepat di sebelah peti mati dan Su Qiang duduk tenang bagaikan dirinya bukan bangun dari sebuah kematian.
Sehingga, tidak lama kemudian.
Orang-orang yang sedang berjalan kearahnya akhirnya pun sampai dan mereka segera masuk ke dalam di pimpin oleh tuan besar su Xiang dan juga istrinya Meng Zhu, untuk memeriksa dan membuktikan jika ucapan pelayan itu sangatlah salah dalam memberi informasi kepada mereka.
Hingga, tidak lama kemudian.
Mereka pun sampai di depan pintu kuil dan secepatnya tuan Su Xiang dan nyonya Meng Zhu pun segera masuk ke dalam untuk menemui Su Qiang yang pada akhirnya mereka pun merasa sangat terkejut, ketika mereka berdua bersama beberapa pelayan yang ada dibelakangnya melihat sosok Su Qiang sedang duduk di samping peti matinya dengan santai dan tidak terlihat jika dia adalah pemilik peti mati itu dan saat itu pula.
Semua pelayan langsung berteriak keras serta Meng Zhu juga ikut berteriak sambil memeluk tubuh suaminya dengan sangat erat.
"Haa ... Hantu! Itu hantu nona pertama!" Teriak para pelayan yang segera bersembunyi dibelakang Su Xiang dan Meng Zhu juga memeluk erat suaminya.
Tapi, untuk Su Xiang, dia malah terdiam sejenak dan menatap wajah putrinya yang terlihat sangat cantik dan dia lebih cantik dari sebelumnya. Sehingga, membuat Su Xiang lebih fokus ke sana daripada tentang berita hantu Su Qiang yang menurutnya tidak ada Untung sama sekali.