Mata Muti melotot ke arah Syana. "Ada apa?" Tanya Kirana penasaran. "Syana ingin menjodohkan Muti dengan Abang, Bunda," jawab Syana. "Hah! Ini serius?" Kirana sangat terkejut mendengarnya. "Nggak, Nek!" Muti menggoyangkan telapak tangannya. "Eh, kalau benar, Bunda senang sekali. Muti jadi anak Bunda." "Eh ...." Muti jadi salah tingkah, wajahnya merona. "Permisi, Nyonya. Makan siang sudah siap." Kedatangan bibi menyelamatkan Muti. "Ayo, kita makan dulu." Kirana bangkit dari duduknya, diikuti Syana, dan Muti. "Assalamualaikum." Tiba-tiba terdengar suara orang mengucap salam. Suara yang sangat Syana, dan Muti kenal. "Ayah!" Muti langsung menunju pintu depan. Dibuka pintu, dan benar saja ada ayahnya di luar. "Waalaikum salam. Kok ke sini?" "Eh, kenapa? Istriku ada di sini'kan?"

