Elang menatap mata Jayne. Ada luka di sana, tapi juga keteguhan. Keduanya telah sama-sama hancur oleh masa lalu, tapi kini, perlahan, mereka membangun ulang puing-puing itu jadi sesuatu yang baru.
Elang mengangguk pelan. “Aku nggak janji bisa jadi ayah terbaik. Tapi kalau kamu izinkan aku jadi bagian dari kalian … aku mau belajar.”
Jayne terdiam. Hatinya bergetar oleh kalimat itu.
Dan malam itu, meski tanpa ciuman atau pelukan, kedekatan mereka terasa jauh lebih dalam dari sebelumnya.
***
Keesokan paginya, saat Ranu bangun dan melihat Elang sedang membuat sarapan bersama Jayne, ia langsung tersenyum lebar.
“Om Elang bikin pancake lagi?” serunya sambil memeluk pria itu dari samping.
“Bukan cuma pancake,” jawab Elang sambil mengedip, “tapi pancake isi stroberi. Khusus buat Ranu.”
“Ya
