Sampai di rumah, Axel langsung turun dari mobil kemudian melangkahkan kakinya masuk ke rumah besar yang kini terasa begitu sepi. Tidak ada lagi sikap perhatian kepada Lily, yang terlihat adalah raut wajah dingin hingga membuat Lily bingung. “Kamu kenapa?” Tanya Lily sambil menyeimbangkan langkah kakinya dengan langkah kaki panjang Axel. “Dari tadi diem terus.” Axel menghentikan langkahnya, memutar tubuh agar bisa menatap Lily dengan lekat. “Harusnya aku yang nanya, kamu kenapa tiba-tiba ngilang? Kamu nggak mikir gimana paniknya aku saat tau kamu nggak ada di dalam kamar? Aku tau kamu masih bersedih, aku pun sama, Lily. Tapi bisa nggak kalau kamu juga pahami gimana perasaanku? Aku berusaha membuat kamu bangkit dalam keadaan aku juga banyak pikiran. Aku capek, aku juga butuh semangat dari