Mendengar pengakuan Axel, air mata yang sudah mengering kini kembali membasahi pipi Lily. Gadis itu tidak menyangka akan bertemu laki-laki yang sempat ia tolong. Tiba-tiba, Lily memeluk Axel dengan sangat erat.
“Lo kemana aja? Kenapa nggak pernah muncul di kolam renang setelah kejadian itu? Lo tahu nggak selama ini gue mikir lo sudah meninggal.” Lily kembali terisak, serapuh itu hatinya jika menyangkut orang yang ia kenal.
Axel tersenyum haru, karena Lily tidak sepenuhnya lupa dengannya. “Setelah kejadian itu gue harus kembali menerima perawatan karena serangan panik akibat trauma masa kecil gue kembali menyerang. Tapi setelah gue sembuh, gue kembali ke tempat biasa kita bertemu tapi nyatanya lo nggak pernah muncul hingga gue terus meminta Papa untuk mencari keberadaan lo. Karena gue ng
