“Pagi Andine,” sapa Axel dengan senyum mengembang di wajah. “Tolong buatkan saya kopi tapi kopi pakai gula sedikit lebih banyak dari biasanya.” “Pagi Pak, baik akan saya buatkan,” jawab Andine yang merasa aneh dengan sikap atasannya. “Oh iya, nanti siang saya mau traktir kamu dan Keenan makan siang di restoran mewah depan gedung ini. Kamu nggak ada janji kan?” “Tidak Pak, dengan senang hati saya menerima.” “Bagus, jangan lupa kopinya. Keenan sudah datang?” “Sudah, ada di ruangan Bapak untuk menyiapkan dokumen yang akan diambil oleh bagian marketing.” “Baiklah, terima kasih Andine.” Andine mengangguk. “Sama-sama Pak Axel.” Setelah Axel menghilang di balik pintu ruang kerja pria itu, Andine tersenyum geli melihat wajah ceria atasannya. Tidak biasa Axel menebar senyum di pagi hari, ap