Ingin rasanya saat ini juga Demian berdiri dan melompat setinggi-tingginya. Anggukan kepala Sekar cukup mewakili jawaban yang Demian butuhkan. "Iya, Mas. Aku bersedia." Kalimat yang keluar dari bibir Sekar, kata-kata yang akan terus Demian ingat seumur hidupnya. Dengan senyum lebar bahagia Demian mengambil cincin dari kotaknya dan menyematkannya di jari manis wanita itu. Kemudian dia mengecup tangan bercincin itu dengan lembut dan penuh cinta. "Terima kasih, Sayang," ucap Demian. "Bisa kan mulai sekarang aku panggil kamu dengan sebutan 'Sayang'?" goda Demian. Wajah Sekar merona dan dia kembali mengangguk. Hati Demian sudah penuh dengan kebahagian, sampai sulit dia ungkapkan sepenuh apa rasa bahagianya kini. Tidak hentinya Demian memandang Sekar, rasanya dia ingin menghentikan waktu