bc

Benang Merah Takdir

book_age18+
57
FOLLOW
1K
READ
family
HE
bxg
like
intro-logo
Blurb

Reyline Zaviya Byantara, anak bungsu dari tiga bersaudara ini paling ceria, ceriwis dan centil tapi tetap masih memiliki sisi anggun dan elegan karena lahir dari keluarga ningrat. Lantaran ketahuan mencintai sang kakak sepupu, ayahnya yang tidak setuju langsung menjodohkan Zaviya dengan anak dari sahabatnya. Svarga Brendan Folke, pria tampan berusia dua puluh delapan tahun itu dipaksa menikah oleh sang Papa lantaran dia tidak pernah terlihat bersama seorang gadis. Tapi Svarga adalah pria normal, dia hanya belum menemukan gadis yang tepat untuk dicintai. Kepribadian Svarga yang dingin dan cuek membuat banyak gadis penasaran tapi jangan berharap mendapat sikap hangat darinya. Bayangkan bagaimana berisiknya hidup Svarga yang menikah dengan Zaviya si gadis periang yang bibirnya hanya berenti bicara bila sedang tidur saja. Dan apakah Zaviya sanggup bertahan dalam pernikahannya dengan Svarga yang sedingin gunung es? Cerita ringan dan fun ini enggak akan bikin stress dan emosi jiwa kok. Justru bisa membuat teman-teman pembaca yang sedang stress jadi terhibur 😍

chap-preview
Free preview
Perjodohan
“Zaviya enggak mau dijodohin Ayah, Zaviya cintanya sama mas Argo … hu … hu … hu.” Zaviya meraung sambil memeluk sang kakak-Reyshaka Khalis Byantara. Baru saja sang Ayah-Archio Mars Byantara tiba dari Surabaya untuk menjemputnya yang kabur lantaran mau dijodohkan dengan anak dari sahabatnya. “Mas … bilang sama ayah, Zaviya enggak mau dijodohin.” Zaviya meminta pertolongan sang kakak yang sedari tadi diam saja sampai Zaviya harus mengguncang tubuhnya. Reyshaka yang setuju dengan ide ayah Archio tidak dapat membela Zaviya kali ini. “Argo itu sepupu kamu, Zaviya … Ayah lebih setuju kamu menikah dengan Bisma dari pada Argo,” kata ayah tegas. Bisma adalah pria yang dijadikan Zaviya pelarian karena Argo tidak juga memberikan kejelasan atas hubungan mereka. Jadi sesungguhnya Argo dan Zaviya sudah bisa menduga kalau hubungan mereka akan ditentang oleh orang tua jadi cukup lama mereka menjalin hubungan secara diam-diam sampai akhirnya Zaviya lelah sendiri dan menuntut kepastian yang tidak bisa Argo berikan. Argo terlalu pengecut untuk mengungkap hubungannya dengan Zaviya kepada ayah Archio karena beliau adalah bosnya di kantor. Zaviya yang ingin menekan Argo agar bersikap jantan dan memberinya kepastian akhirnya mencari pria lain untuk pura-pura dia pacari tapi Zaviya malah terbawa perasaan. Bisma mampu membuatnya jatuh cinta namun saat di pesta pernikahan Amaranggana-sang kakak kedua—Argo melamarnya di depan seluruh keluarga besar. Tentu saja Zaviya yang sedari awal mencintai Argo lebih memilih menerima lamaran Argo dan mencampakan Bisma begitu saja yang kemudian pergi karena kecewa. Namun sesuai dugaan, cinta mereka terganjal restu ayah dan sekarang Zaviya dipaksa harus menikahi pria pilihan ayah. “Tapi Zaviya cintanya sama mas Argo, Yaaah.” Zaviya merengek, untuk urusan yang satu ini dia keras kepala. “Kamu udah liat tampang calon suami kamu belum?” Reyshaka berusaha memberi jeda sebentar atas konfrontasi ayah terhadap Zaviya. “Belum … Zaviya enggak bisa nemuin akun sosial medianya … dicari di mana-mana enggak ada itu yang namanya Svarga Brendan Folke.” Zaviya mengusap air mata di pipi menggunakan punggung tangan. Reyshaka mengulurkan tangan menarik tissue dari atas meja yang kemudian dia berikan kepada sang adik. “Kalau dia ganteng gimana? Kalau kaya udah jelas ya, papanya pemilik perusahaan IT terbesar di Jerman … mamanya keturunan Gunadhya yang punya kerajaan bisnis di Indonesia ….” Reyshaka membujuk pelan-pelan. “Tapi buat Zaviya, mas Argo udah cukup, Zaviya enggak matre, Mas.” Zaviya mengerucutkan bibirnya dengan wajah merengut. “Gini aja … besok, ikut Ayah makan malam dengan om Juna dan Svarga … kamu ngobrol dulu sama dia, kenali dulu dia … kalau enggak suka, ya udah … Ayah nikahin kamu sama Bisma.” “Ayaaaaah … Zaviya maunya sama Argo.” Nada manja Zaviya memprotes. “Enggak! Sama Svarga atau Bisma … itu pilihannya.” Ayah berujar tegas. “Lagian nama orang kok Svarga … kaya nama Naga.” Zaviya misuh-misuh, terus-terusan mencari kekurangan Svarga. *** “Pa … kenapa aku harus nikah? Aku masih dua puluh delapan tahun!” Dari nada suara Svarga, Arjuna tahu kalau sang putra sedang melakukan penolakan. “Kakak kamu Princess, menikah saat umurnya masih dua puluh tahun,” balas papa Arjuna terdengar menyebalkan di telinga Svarga. Svarga menatap malas papa yang sedang terkekeh meledeknya. “Karena Papa takut kamu Guy!” Ungkap papa Arjuna akhirnya. Svarga mengembuskan napas panjang, dia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya yang tinggi. “Aku enggak Guy, Pa!” Svarga setengah mengesah, raut wajahnya tidak percaya kalau sang papa menganggapnya demikian. “Buktikan sama Papa, menikahlah dengan Zaviya.” Arjuna yang berdomisili di Jermana sengaja kembali ke Indonesia hanya untuk mengabarkan berita ini kepada sang putra. Beberapa bulan lalu kakeknya Svarga meminta bantuan untuk mengelola perusahaan, saat itu Arjuna yang mengabarkan kepada Svarga perihal hal tersebut menyambut baik tawaran sang kakek untuk mengelola salah satu perusahaannya di Indonesia. Kepindahannya ke Indonesia diantar mama, papa dan sang adik bungsu Shaquelle. Saat itu Papa Arjuna tidak pernah menyinggung perihal perjodohan dan sekarang, tidak ada angin tidak ada hujan katanya beliau ingin menjodohkannya dengan anak dari sahabatnya yang berdomisili di Indonesia. Papa Arjuna terkenal logis dan bijaksana, tapi entah kenapa seiring usia beliau bertambah—menurut Svarga, pola pikir sang papa menjadi di luar nalar. Dia tidak habis pikir, jaman sekarang masih saja ada perjodohan di era pergaulan bebas penyuka sesama jenis dan independent woman yang memutuskan tidak menikah tapi mengikuti program bayi tabung agar bisa memiliki keturunan. “Bagaimana kalau aku mencari jodohku sendiri?” Svarga sedang bernegosiasi. “No! Nanti ceritanya sama seperti kakak sepupu kamu-Davanka … karena tidak mau dijodohkan—dia mencari perempuan untuk dinikahinya secara kontrak tapi malah jatuh cinta … sampai heboh satu keluarga besar … di keluarga kita cukup kakak kamu aja yang bikin heboh karena hamil di luar nikah.” Sorot mata papa meredup, nada suaranya berubah dingin setiap kali menyinggung perihal putri sulungnya. Princess adalah kakak kandung Svarga yang hamil di luar nikah tapi pria yang menghamilinya bertanggung jawab karena begitu mencintai Princess, meski begitu—jauh di lubuk hati papa Arjuna yang paling dalam sangat mengutuk hal itu terjadi pada sang putri kesayangan. Sedangkan selama ini Svarga terbiasa untuk tidak pernah mengecewakan papa dan keluarganya. Termasuk dia menyanggupai tawaran kakek meski harus berpisah dengan keluarga intinya di Jerman demi membantu bisnis sang kakek di Indonesia. Tapi menikah bukan perkara mudah, akan ada seseorang yang membersamainya menjalani hidup dan dia harus cocok dengan orang itu lantaran akan hidup dengannya selamanya. Dan selama ini banyak wanita yang mendekati Svarga tapi entah kenapa tidak ada satu pun yang bisa membuat hatinya luluh. “Namanya Zaviya … anaknya cantik dan periang juga dari keluarga terpandang di Surabaya … kamu cari dia di akun sosial medianya—“ “Aku enggak punya media sosial,” sela Svarga dingin. “Kalau gitu besok kamu ikut Papa untuk bertemu Zaviya dan ayahnya.” Svarga menatap papa Arjuna tepat di mata, berusaha menggoyahkan keputusan beliau untuk menjodohkannya dengan gadis asing. Arjuna mencondongkan tubuhnya nyaris melewati setengah bagian meja kerja Svarga. “Kamu harus bisa membuat dia mau menikah dengan kamu karena kalau enggak … berarti kamu Guy!” Papa Arjuna mengatakannya dengan suara rendah namun penuh penekanan dan tuduhan yang tidak bisa Svarga terima. *** “Katanya enggak mau dijodohin tapi dandan cantik.” Reyshaka menggoda Zaviya yang baru saja turun dari lantai dua bersama Namira-sang istri tercinta. Namira membantu mendandani Zaviya yang akan blindate diantar ayah Archio malam ini. Bibir Zaviya mencebik bersama delikan mata sebal dia berikan kepada sang kakak. Namira tertawa pelan, dia mengusap-ngusap perutnya di kehamilan yang sudah masuk pertengahan trimester dua. “Mau jadi atau enggak, Zaviya harus cantik ya.” Namira membesarkan hati Zaviya. Kakak iparnya Zaviya ini memang kakak ipar terbaik sedunia. “Ayo Zaviya, udah siap?” Ayah Archio yang tengah memangku Janu-cucu pertamanya dari Reyshaka dan Namira lantas bangkit dari sofa. “Ya udah ayo,” kata Zaviya, nada suaranya dibuat ketus sebab masih tidak terima dijodohkan ayah. Reyshaka mengambil alih Janu dari gendongan ayah, dia dan sang istri mengantar ayah dan Zaviya hingga teras depan. Mobil MPV Premium beserta supir sudah menunggu di sana. Kepergian ayah dan putrinya itu diiringi lambaian tangan Reyshaka dan Namira. “Semoga aja benang merah takdir cintanya Zaviya terikat di jarinya Svarga,” celetuk Namira bergumam. “Kenapa kamu setuju Zaviya menikah dengan Svarga?” “Karena enggak mungkin ayah menjodohkan Zaviya dengan pria sembarang, ayah pasti sudah mengenal Svarga jadi tahu kalau Svarga yang terbaik untuk Zaviya.” Namira menjawab pertanyaan sang suami menggunakan logikanya. Reyshaka tersenyum, dia merangkul pundak Namira untuk masuk ke dalam rumah. Benar kata Namira, ayah sudah mencari tahu tentang Svarga termasuk Reyshaka yang sengaja datang ke kantor Svarga sebagai perwakilan dari perusahaannya untuk menjalin bisnis. Selama perjalanan ke restoran yang telah disepakati ayah Archio dan papa Arjuna—Zaviya tidak bisa duduk dengan tenang. Dia gugup, khawatir tidak bisa menolak perjodohan ini sedangkan dia tidak menyukai pria yang dijodohkan dengannya. Mengetahui gerak gelisah sang putri bungsu yang duduk di sebelahnya, ayah mengulurkan tangan lalu menggenggam tangan Zaviya lembut. “Kamu adalah putri bungsu Ayah, maaf kalau Ayah memaksakan kehendak … Ayah hanya ingin kamu bahagia … Ayah tahu yang terbaik untuk kamu, sayang.” Zaviya menundukan pandangan menatap tangan yang digenggam ayah. Hatinya bergetar mendengar penuturan ayah barusan lalu membalas mengeratkan genggaman tangan ayah. Dia tidak akan bersuara karena pasti yang keluar dari bibirnya adalah kalimat bantahan. Satu jam kemudian mereka akhirnya sampai, debar jantung Zaviya entah kenapa menggila padahal dia bukan ingin bertemu dengan aktor Korea idolanya. Dia akan bertemu dengan pria yang dijodohkan dengannya. Dalam pikiran Zaviya, pria bernama seperti seekor Naga itu tidak tampan, rambut klimis poni lempar ke samping dan jidat lebar, berkaca mata dengan gaya berpakaian culun; kemeja dikancing hingga leher, dimasukan ke dalam celana yang ngatung, menggunakan sepatu fantovel yang kaos kakinya bermotif kotak-kotak dan terlihat jelas lantaran celananya cingkrang. Karena tidak mungkin pria tampan masih belum memiliki kekasih diusianya yang sudah genap dua puluh delapan tahun. Zaviya melingkarkan tangannya di lengan ayah karena dia berjalan menunduk enggan menatap ke depan, khawatir tampang pria yang dijodohkan kepadanya akan merusak penglihatan. “Arjuna!” Ayah Archio berseru membuat Zaviya meremat lengan ayah kuat. “Archio!” Suara berat terdengar menyapa ayah Archio tidak jauh dari mereka. Kaki Zaviya terasa lemas, dia ingin kabur sekarang juga. Langkah ayah Archio berhenti membuat Zaviya juga harus menghentikan langkah. “Zaviya … kenalin ini om Arjuna.” Perlahan Zaviya mengangkat pandangan sambil menahan napas. Pandangannya tertuju pada pria paruh baya yang masih tampan dan bertubuh atletis meski tidak muda lagi. Zaviya tersenyum lalu mengulurkan tangan untuk mengecup punggung tangan beliau. Tidak ada siapa-siapa di sana selain om Arjuna, Zaviya berharap kalau Svarga kabur sebab tidak mau dijodohkan dengannya. “Cantiknya calon mantu, Om.” Arjuna berkelakar membuat senyum Zaviya terkembang kecut. “Silahkan duduk, sebentar ya … Svarga lagi parkirin mobil … dia enggak pernah mau pake supir kecuali kalau keluar kota … kalau di Jerman juga dia lebih suka naik sepeda atau angkutan umum.” Om Arjuna sedang menceritakan karakter Svarga. “Oooh … pelit berarti dia.” Batin Zaviya menilai. “Anak Sultan yang merakyat.” Ayah Archio berpendapat dan menghasilkan tawa tampan om Arjuna. “Itu Svarga!” Om Arjuna menunjuk ke arah belakang Zaviya. Tapi Zaviya enggan menoleh ke belakang, dia malah berdoa agar waktu lambat berjalan sehingga pria itu tidak pernah sampai ke meja ini. “Zaviya, kenalkan … ini Svarga-anak om-calon suami kamu.” Om Arjuna percaya diri sekali kalau Zaviya akan menerima perjodohan ini dan tidak kabur ke segitiga bermuda untuk menghindari perjodohan. Di saat Zaviya sedang mengais puing mental dan keberaniannya untuk bertemu muka dengan Svarga, pria itu tiba-tiba duduk di kursi kosong, di samping om Arjuna, tepat di depannya. Pandangan Zaviya dipenuhi oleh sesosok pria bule berparas tampan, hidungnya seperti perosotan Tk, tatap matanya tajam dengan alis tebal, rahangnya juga tegas belum lagi tubuhnya tinggi proporsional dengan pundak yang lebar. Dan dari luar kemeja yang memeluk tubuh pria itu begitu sempurna, Zaviya bisa melihat roti sobek di bagian perut Svarga. “Hah? Memang boleh manusia seganteng ini?” Zaviya membatin, dia takjub. Sirna sudah segala prasangkanya tentang Svarga setelah melihat wujud asli Svarga yang luar biasa tampan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Shifted Fate

read
595.4K
bc

Chosen, just to be Rejected

read
129.9K
bc

Corazón oscuro: Estefano

read
817.5K
bc

Holiday Hockey Tale: The Icebreaker's Impasse

read
134.1K
bc

The Biker's True Love: Lords Of Chaos

read
297.2K
bc

The Pack's Doctor

read
635.8K
bc

MARDİN ÇİÇEĞİ [+21]

read
748.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook