Bab 42: Kemarahan Ronan

2255 Words

*** Hampir dua puluh menit berlalu, suasana di meja makan dihiasi keheningan. Hanya sesekali terdengar dentingan sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring. Ronan, yang duduk di ujung meja, menyantap makanannya dengan tenang. Namun, di balik sikap dinginnya, pria itu mencuri pandang ke arah Emely dan Amara. Zara, yang duduk di sisi lain meja, sesekali berbicara, menawarkan hidangan lain kepada cucu dan calon menantunya. Meskipun tidak menunjukkan banyak ekspresi, hati Ronan terasa hangat menyaksikan pemandangan ini. Keberadaan mereka, terutama Amara yang polos dan ceria, sedikit demi sedikit mulai meluluhkan kekakuannya. Tetapi, gengsi yang terlampau tinggi membuatnya tetap memelihara sikap dingin, seolah-olah ia tak peduli. “Amara sudah selesai?” tanya Emely lembut, menoleh ke a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD