*** “Bisa jalan?” tanya Blue memastikan. Matanya menatap lekat ke arah Emely. Ia berdiri santai di dekat meja kerja sambil menggenggam erat tas branded milik wanita itu. “Kalau nggak bisa, memangnya kamu mau gendong?” balas Emely dengan nada sinis. Matanya melirik tajam ke arah pria itu. Blue hanya diam, menatap datar tanpa ekspresi. “Sudah tahu kalau malam ini aku ada seminar penting juga!” lanjutnya, mengomel. Suara Emely makin tinggi, menandakan kekesalan yang sudah mencapai puncak. Jelas sekali wanita itu marah. Bahkan, sangat marah pada Blue. Bagaimana tidak? Pria itu tanpa henti menggempur dirinya sejak siang tadi, membuat seluruh tubuhnya lemas. Bahkan, lututnya gemetar hingga ia nyaris tak sanggup berdiri. Dari siang hingga sore, mereka bercinta. Dimulai di meja kerja Blue, lal