Tiga Puluh Tujuh

1672 Words

Malam minggu telah tiba, Allura sudah bersiap untuk pergi dengan Davin malam ini, namun cuaca sangat mendung, petir beberapa kali menyambar langit dengan suara gedebum yang terdengar jelas. Allura mematut diri di cermin sekali lagi, sambil menunggu Davin, dan hujan turun dengan derasnya. Allura menoleh ke jendela kamar dan menutup rapat kaca jendelanya dengan bibir mengerucut sebal, apakah mereka tak akan jadi dinner? “Al, diluar hujan, kamu jadi jalannya?” tanya Khaylila sang ibu yang melongokkan kepala ke dalam kamar Allura. “Mas Davin belum kasih kabar, Bu. Mungkin  masih dijalan,” ucap Allura dengan suara lemah, padahal dia sudah menantikan moment jalan bersama Davin lagi, karena hati memang tak bisa dibohongi, sekuat apapun dia mencoba menepis rasa itu, namun tetaplah rasa itu ber

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD