Lima Puluh Dua

1644 Words

Malam ini ketiga teman Allura pun berusaha menghibur Allura dirumahnya, mereka banyak membawa makanan dan berkumpul di kamar Allura. Kamar Allura memang tak sebesar kamar Dea, tak memiliki fasilitas selengkap kamar Pelangi dan tak serapih kamar Shakila. Namun bagi Allura, kamar ini adalah tempat ternyaman di dunia ini yang dimilikinya. Disini dia bebas menangis, tertawa, bernyanyi atau menari tanpa harus terinterupsi oleh apapun terkecuali ocehan sang ibu yang terkadang terganggu dengan suara berisik yang ditimbulkan sang putri bungsu. Ranjang Allura pun berjenis single bed yang hanya dapat ditempati seorang diri.  Ibu Allura masuk dan membawakan teko kosong dengan empat gelas karena Dea yang membawa es cocktail. “Bun, ini esnya nggak dibawa?” ujar Dea ketika ibu Allura berniat meningg

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD