Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, ketika Dea menerima panggilan masuk dari Ezra ke ponselnya. Dia yang telah tertidur pulas pun segera membuka mata. Tak biasanya Ezra menelepon tanpa mengirim pesan terlebih dahulu. Sambil mengucek mata, Dea menerima panggilan itu. “Ya Z?” tanya Dea dengan suara seraknya akibat bangun tidur. “Sudah tidur?” tanya Ezra dari seberang sana. “Kamu sudah pulang? bagaimana acara sertijabnya, lancar?” tanya Dea. “Lancar, hmmm aku mau ketemu kamu, bisa?” “Kapan?” “Sekarang.” “Sudah malam Z, besok aja ya,” tolak Dea. “Sebentar aja, kamu ke balkon coba,” pinta Ezra. “Kamu diluar rumah aku?” tanya Dea, meraih kesadarannya dengan duduk di ranjang. Lalu berjalan menuju balkon kamarnya yang berada di lantai dua. Terlihat Ezra memegang balon g