Kereta api berhenti di stasiun pusat kota, Katy melepaskan dekapan Edgar yang masih saja mencium bibirnya dengan penuh semangat. Ia lalu membuka pintu toilet diiringi tatapan Edgar yang kembali haru kecewa karena merasakan hasratnya kembali tertunda. “Kentang lagi!” gumam Edgar sebal. Katy celingukan sesaat dari pintu toilet, ia sedang mengamati suasana di lorong dan gerbong kereta api tersebut. “Ayo Edgie! Kita harus segera keluar!” perintah Katy sambil menarik tangan Edgar. Lagi-lagi Edgar terpaksa menurut, ia benar-benar tak habis pikir dengan semua ulah dan tingkah yang dilakukan oleh Katy ini. Ia bersikap seakan mereka berdua masih benar-benar sepasang anak remaja dan baru merasakan apa yang disebut dengan jatuh cinta. “Hei kalian berdua! Kalian belum memperlihatkan tiket kalian!