BAB 26

787 Words

Arum menutup hidungnya, ia seakan sulit bernafas. Emir mengerutkan dahi, ia melirik Arum. "Kamu kenapa?"  "Tidak apa-apa". Emir dengan cepat membuka jendela mobil. Emir kembali menatap Arum, Arum terlihat menghirup udara dari luar. "Apa karena kehamilan kamu?"  "Sepertinya begitu, saya hanya sulit bernafas, dan sedikit pusing. Jika begini sudah lebih baik" Arum menghirup udara segar dari kaca jendela yang setengah terbuka. "Apakah ketika hamil, wanita seperti itu?" Tanya Emir. "Saya tidak tahu" Arum menyandarkan tubuhnya, dan memegang kepala. "Apakah kamu ingin makan sesuatu, setahu saya, wanita hamil suka menginginkan makanan". Arum melirik Emir, ia masih fokus dengan kemudinya, "Saya memang ingin makan sesuatu, tapi disini tidak ada" ucap Arum. "Apa yang tidak ada di London. Se

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD