Kemana sang istri pergi? Bara kalut, dia ketakutan akan bayangan kehilangan sang istri. Memang salahnya yang memilih pergi saat Tiranti meminta. Niatnya, hanya ingin memberikan ruang, tapi kalau seperti ini…. Bara merasa sesak. Dia bahkan belum menjelaskan pada Tiranti dan meminta ampunan padanya. apa benar benar tidak ada kesempatan kedua untuknya? Terus mencoba menelpon Tiranti, meminta sang asisten datang untuk membantunya mencari keberadaan sang istri. Sampai akhirnya, panggilan itu diangkat. “Hallo?” tapi itu bukan suara Tiranti. “Hallo? Mana Tiranti?” “Om, ini saya Haura temen sekelasnya Tiranti. Tadi dia datang datang langsung nangis, terus sekarang tidur. mau dibangunin?” “Gak usah.” Setidaknya Bara tau dimana tempat sang istri berada. “Dia gak terluka kan?” “Enggak. Lagi ada