“Jika seandainya itu benar-benar terjadi, aku berharap semua tak pernah ada dalam hidup ini.” --Reyhan A. F. *** Pilu itu nyata, sakit itu begitu kentara. Membuncah dalam d**a dan menghancurkan hingga kepingan terakhirnya. Cia menangis, tangisan tanpa suara namun penuh luka. Tangisan pilu yang tanpa sadar menetes begitu saja dari kedua kelopak matanya. Putri melihatnya, dia yang menoleh dan menatap sahabatnya dengan prihatin. Putri tahu Cia selalu menunggu Reyhan, menantikan dalam diam, dengan tembok sok kuat yang selalu gadis itu bangun menutupi kesepian dan rasa sakitnya. Namun kini, apa yang bisa ia lakukan? Tubuh kecil itu sudah berlari meninggalkannya. Menuju sebuah tempat yang bahkan Putri tidak berani mendekatinya. Shuichi Dai melihat semua itu dengan hembusan napas kasar dan

