Keesokan harinya Hasan pergi ke kantor dengan wajah yang lusuh. Semalaman dia tidak tidur karena memikirkan kemana perginya sang istri. “Arghh, baby . . . kamu kemana sih?” monolog Hasan dengan suara yang lirih karena dia tahu bahwa saat ini dirinya sedang berada di lingkungan kantor. Dari mulai turun dari mobilnya sampai menuju ke lift perusahaan, pikirannya itu melayang-layang menuju ke arah sang istri dan dirinya sangat yakin bahwa dia tidak akan pernah bisa move on dari keberadaan sang istri yang sangat ia cintai itu. Dicintai namun diselingkuhin, gimana ya pemikiran bapak-bapak satu ini? Sampai Hasan juga tidak sadar bahwa di sampingnya sudah ada sang sekretaris centil yang tidak terima karena seharian kemarin dia tidak dihiraukan oleh Hasan yang sudah dianggap sebagai calon suam