Adrian melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah hampir satu jam dia dan Omaar duduk di private lounge Halim Enterprise Group, namun Omaar tak kunjung berhenti untuk mengganggunya. "Adrian, ayolah! Setidaknya biarkan aku tahu dia baik-baik saja," rengek Omaar. "Aku serius! Setelah tahu kalau Nicola adalah adikmu, itu mengubah segalanya. Hasan tidak pantas mendapatkan Nic, tapi Nic juga tidak pantas menderita sendiri." Adrian menghela napas panjang, menatap Omaar dengan tatapan tajam. "Kamu tahu persis seberapa besar trauma yang dia alami. Pengkhianatan Hasan itu bukan yang pertama, Mar. Itu hanyalah yang paling menyakitkan karena disertai penghinaan dari keluarga Abimanyu." "Justru itu! Dia butuh seseorang yang bisa membuatnya percaya lagi pada hubungan yang sehat. Aku bukan Hasan.

