30

1339 Words

Bunyi gemericik air membuatku perlahan membuka mata. Aku beranjak duduk lantas memijit-mijit kening yang terasa pusing. Kuhela napas dalam menahan dorongan untuk menangis saat teringat bahwa aku hamil. Namun, akhirnya aku tak dapat menahan diri lagi dan akhirnya terisak lirih. Siapa yang tak sedih jika mendapati diri hamil tapi tingkah suaminya tidak benar? Yang kuinginkan saat hamil, Kak Dewa tidak 'jajan' di luar sana. Kuusap cepat air mata saat Kak Dewa keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk melilit di pinggang. Rambut sebahunya tergerai basah, membuatnya terlihat maskulin dan amat tampan. Ia memandangku sambil tersenyum menggoda. Perlahan, ia mendekat, membuatku segera menenggelamkan diri ke dalam selimut. Bahkan walau ia nakal di luar sana, aku tetap tak bisa mengelak perasaan y

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD