Kak Dewa melajukan mobil meninggalkan halaman rumah Mama dengan wajah luar biasa jengkel. Dadaku berdebar melihat wajah kesalnya itu, mereka-reka apa yang akan dilakukannya nanti sesampainya di rumah. Apalagi sedang tak ada anak-anak, ia bisa saja mengulangi perbuatan kemarin. Teringat perlakuan kasarnya terakhir kali, aku bergidik ngeri. Langsung kualihkan pandang ke luar jendela saat tanpa sengaja bertemu tatap dengannya. Ia mendesah tak senang. "Kamu seperti anak kecil, Baby," gumamnya. "Aku?" Kutuding dadaku, menatapnya heran. "Iya. Bisa-bisanya kekanak-kanakan meminta cerai." Ia memandang lurus ke depan. Jalanan penuh oleh kendaraan roda dua. Berbaris tak rapi di lampu merah, nyaris semua kendaraan saling mengklakson. Ting! Segera kurogoh HP dari dalam tas saat mendengar notif pe