Semakin Kritis

1574 Words

Arga langsunng menuju ke kantornya. Dengan langkah yang panjang. Kaki jenjangnya melangkah tak butuh. berapa lama dia. sudah berada di ruangan kantornya. Pagi itu, ruang rapat utama perusahaan milik Arga tampak tegang. Beberapa direksi dan kepala divisi duduk dengan wajah cemas. Arga memasuki ruangan dengan ekspresi serius sambil membawa tablet yang menampilkan grafik saham yang anjlok tajam. “Siapa yang bisa jelaskan ini?” suara Arga terdengar dalam, penuh tekanan. Kepala divisi IT berdiri dengan gugup. “Pak, server utama kami diretas dini hari tadi. Beberapa dokumen internal bocor ke publik, termasuk laporan strategi merger, catatan investor, dan—” ia menelan ludah, “—kontrak kerja sama dengan perusahaan konstruksi yang baru.” Arga mengepalkan tangannya. “Dan sampai sekarang kalian

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD