Alula berdiri perlahan. “Terima kasih... kurasa jawabanmu cukup. Itu semua omong kosong.” Sebelum pergi, Alula menatap Claudia dalam-dalam. “Kau kehilangan segalanya bukan karena aku. Tapi karena pilihanmu sendiri.” "Terserah... kalau kamu enggak percaya, selama menjalin hubungan dengan Arga, karena kami dijodohkan, dia ... sangat mencintai wanita itu, bersiaplah Alula..." Claudia menarik sudut bibirnya, menatap sinis ke arah Alula dan pergi. Alula pun melangkah pergi, meninggalkan Claudia yang kini hanya bisa menatap punggungnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Di luar ruangan, Arga langsung menyambut Alula yang tampak lebih tenang. “Sudah cukup sayang?” tanya Arga lembut. Alula mengangguk. “Sudah. Aku tidak membenci dia lagi. Aku hanya kasihan.” "Oke, kita ke kantorku, sambil n