Perasaanku baik-baik saja sampai akhirnya berubah menjadi kesal. Di dalam lift, Zein berdiri dengan seorang wanita yang tengah menyentuh rambutnya. Wanita itu mengenakan baju ketat mencetak tubuhnya, belum lagi dadanya yang menyembul. Sungguh tidak pantas berpakaian seperti itu di kantor, membuat dadaku terasa sesak hanya melihatnya. Mata Zein terbelalak saat melihatku, dia seperti terkejut ketika kepergok setelah kejadian tadi, kemudian mencoba menjauh dari wanita itu dan menghampiriku. “Sudah sampai Sayang? Lama menunggu?” tanyanya seraya tersenyum kaku. “Siapa dia?” tanyaku pada wanita yang saat ini melihat kami dari kejauhan. “Seenaknya menyentuh suamiku, lalu ada apa dengan pakaiannya? Menjijikkan,” kesalku. "Zee, ini bukan seperti yang kamu pikirkan," katanya buru-buru, mengajakk

