Terang-terangan Deva tidak lagi ragu menunjukkan kemesraannya di depan semua orang di kantor. Atau lebih tepatnya, Leora yang tidak menolak keinginan Deva memamerkan hubungan mereka. Sengaja turun di lobi, Deva dengan santai merangkul atasannya itu melewati begitu banyak mata yang menonton mereka. Ini kejutan pertama darinya. Sebelum besok dia kan meledakkan bom yang siap memporak-porandakan semuanya. “Aku tahu mereka sedang mikir apa, Yang,” bisik deva sengaja mendekatkan wajahnya, hingga terlihat seperti sedang mencium Leora. “Memangnya mereka mikir apa?” Leora mengulum senyum dengan kelakuan Deva yang seperti remaja alay sedang dimabuk cinta. Saking inginnya pengakuan, Deva sampai merajuk seperti anak kecil minta mainan ke emaknya. “Mikir aku mokondo sialan yang beruntung bisa memika