EMPAT PULUH Tujuh

1219 Words

“Dek, dedek udah bangun? Ayah mau kerja hari ini, dedek jangan bikin Bunda sedih, ya!” Pagi-pagi Dinda terbangun karena merasa ada yang mengeluh perutnya, ia malah melihat suaminya sedang mengobrol dengan si kecil. Rian menanyakan apakah si kecil sudah terbangun atau belum. Meski tidak ada jawaban, Rian entah kapan mulai lagi untuk mengobrol dengan si kecil. Dinda mengelus kepala suaminya. “Ayah mau berangkat?” Rian menoleh kemudian mencium kening Dinda. “Aku ada rapat pagi ini. Kamu di rumah, ya! Nanti ada mobil box ke sini, mereka bakalan bawa barang-barang kalian. Aku harus pergi.” “Nggak sarapan?” “Nanti aja, rapatnya pagi ini sama jajaran beberapa pimpinan perusahaan luar. Aku ada tamu.” Dinda merentangkan tangannya meminta untuk dipeluk. “Sayang, Ayah.” “Sayang Bunda juga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD