Aya dan Alfian kini termangu menatap pemandangan indah di depan mata. Angin yang bertiup mengelus wajah terasa lembut. Mereka berdua masih berada di Puncak Gunung Bunder nan indah. Aya dan Alfian berdiri berdampingan. Sesekali terlihat Alfian melirik Aya dengan snagat hati-hati. “Kamu kedinginan?” tanya Alfian. Aya menoleh dengan hidung yang sedikit memerah. Ia tersenyum dan menggeleng. “Nggak kok.” Alfian ingin berlagak keren memberikan jaket ke pundak Aya dan menyelimutinya seperti adegan di film-film romantis, tapi sayangnya dia tidak memakai jaket atau apapun yang bisa ia berikan untuk memberi kehangatan. Tunggu ... Kehangatan?” Glek. Sejenak Alfian tertegun. Ia beringsut mundur sedikit, lalu bergeser ke belakang Aya dan meme-luknya dari belakang. Aya pun tersenyum, lalu menata