Aya dan Alfian sama-sama terkejut. Handoko melangkah masuk dengan wajah bingung. Terlihat jelas bahwa ia kaget melihat ada Aya di kamar putranya itu. “Aya ... kamu ngapain di sini?” sergah Handoko.” Aya menjadi gugup. “Dia ke sini nganterin kue buatan Tante Margaretta,” jawab Alfian. Aya mengangguk. “Iya, Om. Kalau begitu aku permisi dulu.” Aya pun langsung bergegas keluar dari kamar itu dengan perasaan hati yang tak tenang. Entah kenapa rasanya seperti tertangkap basah ketika sedang berbuat kesalahan, meskipun Aya tidak melakukan itu. Handoko mengusap-usap dagunya seraya menatap Alfian lekat-lekat. Anak lelakinya itu masih saja terlihat salah tingkah dan juga kikuk. “Kenapa kamu membiarkan Aya masuk ke kamar kamu?” tanya Handoko. Alfian mengangkat bahu. “Aku juga nggak tahu kal