39

1860 Words

Aku tidak pernah mengharapkannya, hidup sendiri di dunia ataupun meninggalkan orang yang lain untuk hidup sendiri di dunia. Bagiku, keluarga adalah segalanya. Mereka adalah harta paling berharga yang tidak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun. Bahkan, bila itu adalah orang yang aku cintai sekali pun. Awalnya, aku berpikir demikian. Namun, aku berdusta. Aku tidak bisa menerimanya, kalau aku adalah salah satu bagian dari yang mati, bukan yang hidup. Berbicara tentang kematian dan kehidupan, rupanya, telah mengubahku menjadi manusia tidak berperasaan. Bahkan, saat aku tahu, adikku masih hidup, sebagai satu-satunya yang selamat, diam-diam, di hatiku yang penuh dengan rasa iri dan dengki ini, mengakar sesuatu yang sangat menakutkan. Bahkan, aku tidak pernah menyadarinya, sampai hari ini.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD