56

1481 Words

Ruangan Utama – Gudang Markas Rakendra 03:16 WIB Adiraja melepaskan jasnya. Kemeja hitamnya sudah penuh noda darah dari tubuh Nayara. Tatapannya menyala seperti bara, dan setiap napasnya terdengar berat… seperti bom waktu yang menunggu ledakan. Di depannya, Rakendra berdiri limbung. Wajahnya lebam, darah menetes dari ujung bibir dan pelipisnya. Tapi senyuman itu… senyuman gila penuh ejekan itu masih terukir jelas. “Kau seharusnya berterima kasih padaku, Raja…” Rakendra mengangkat tinjunya perlahan. “Aku sudah mencicipi istrimu lebih dulu sebelum kau.” Brakkk! Tinju Adiraja mendarat tepat di rahang Rakendra, menghantam begitu keras hingga suara tulang berderak terdengar. Rakendra terpelanting menabrak tumpukan besi tua. Namun seperti setan keras kepala, dia bangkit lagi. "ANJING!!!"

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD