30

1637 Words

“Viren?” Nayara terkejut begitu membuka pintu apartemennya pagi itu. Di hadapannya, berdiri pria tinggi dengan kemeja lengan digulung dan senyum khas yang selalu mampu meredakan kecemasan. “Nay? Udah siap?” tanya Viren sambil menyender santai di ambang pintu, tangannya menggenggam dua gelas kopi dalam kemasan. “Udah sih... tapi, kamu ngapain di sini?” tanyanya sambil tersenyum, menyipit karena sinar pagi menyusup dari lorong jendela apartemen. Viren menyerahkan kopi itu pada Nayara. “Kok nanya gitu. Masa sahabat nggak boleh jemput sahabatnya buat nganterin ke kantor?” Nayara terkekeh. “Tumben. Biasanya cuma ngirim emoji atau voice note ‘semangat ya’.” “Ya, hari ini aku pengin lebih niat. Sekali-kali boleh dong jadi prince charming sahabat sendiri,” ucap Viren sambil mengangkat alis ja

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD