37

1656 Words

Nayara baru saja sampai di kamar utama ketika rasa penat mulai merayapi tengkuk dan bahunya. Kebaya berwarna putih gading itu masih melekat sempurna di tubuh rampingnya, dengan detail brokat yang menyatu manis dengan siluet tubuh. Hiasan kepala dari untaian melati dan sanggul konde masih belum sempat dilepas. Rasa berat, gatal, dan lelah mulai terasa nyata. Seorang maid bersama MUA-nya mengikuti dari belakang, membantu Nayara duduk di depan meja rias besar yang dihiasi cermin klasik berbingkai emas. Wajah cantiknya terpancar lelah namun tenang. Matanya menatap bayangan dirinya sendiri yang kini telah resmi menjadi istri dari pria yang belum lama ini masuk ke dalam hidupnya dengan cara yang begitu menghebohkan. “Ijinkan saya bantu, Nona,” ucap sang MUA lembut, hendak mulai melepas hiasan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD