Vanilla dan Arvy telah mengarungi bahtera pernikahan mereka selama dua bulan. Meskipun demikian, tempat tidur mereka tetap menjadi suatu wilayah yang belum mereka jelajahi bersama. Kegelisahan Vanilla tentang momen tersebut tetap membayangi pikirannya, bahkan setelah pernikahan mereka. Seolah-olah ada tembok besar yang menghalanginya untuk melangkah lebih jauh bersama Arvy. Di sisi lain, Arvy merasa bahwa Vanilla haruslah yang memimpin langkah pertama dalam menjalin hubungan suami-istri ini. Mungkin itu adalah cara Vanilla untuk menunjukkan bahwa ia sudah sepenuhnya siap dan menerima Arvy dengan segenap hatinya. Bagi Arvy, ada beban berat yang ia pikul dalam hatinya. Ia selalu terbayang akan kesalahan fatal yang pernah ia lakukan pada Vanilla di masa lalu hingga membuat mereka memiliki