"Ada apa?" tanya Arvin yang membuat Alin terkejut. Alin tentu langsung menghapus air matanya. "T-tidak ada apa-apa, Tuan." Ucap Alin yang sesikit malu karena ketahuan menangis. "Aku meminta berkas, Tuan Ronald." Ucap Arvin yang dimengerti oleh Alin dan langsung memberikannya. "Kau yakin baik-baik saja? Jika terjadi sesuatu, lebih baik kau meminta izin untuk pulang." Ucap Arvin yang di tanggapi gelengan oleh Alin. "Tidak Tuan, aku baik-baik saja, terima ksih." Ucap Akin yang membuat Arvin terdiam sebentar dan memerhatikan wajah Alin yang terlihat menyimpan sesuatu. Alin sendiri bernafas lega karena Arvin sudah pergi dari sana. Dia sangat bodoh dan seharusnya dia tadi pergi ke kamar mandi jika ingin menangis, tangaisannya tadi tidak bisa dibendung karena lelaki seperti Edo. Alin terd

