Lama-kelamaan Luna benar-benar muak dengan Arthur, dia bahkan semlaam menangis karena Arthur benar-benar memaksanya untuk melayaninya, Ringisan sekaligus desahan di rasakan oleh Luna, di sisi lain Luna merasakan nikmat karena Arthur bermain dengannya tidak terlalu kasar seperti waktu itu, tapi di sini lain memang miliknya masih terasa perih. "Jangan marah, Sayang. Tadi malam aku benar-bwnar menginginkanku, aku sangat mencintaimu." Kata Arthur memeluk Luna dan membujuknya agar tidak marah. Luna tidak menjawab karena sangat malas berdebat dengannya. "Bagaimana kalau kita jalan-jalan? Sebagai permintaan maafku, kau boleh meminta apapun yang kau mau dan kemanapun." Kata Arthur yang membuat Luna akhirnya menghela nafas panjangnya lalu mengangguk. Setidaknya Arthur memiliki niatan untuk mem