Keesokkan paginya, Sindy benar-benar bersiap dan berpakaian layaknya orang kantoran. Saat dibawah, Alin mengerutkan dahinya karena Sindy berpakaian rapi seperti itu. "Mau ke mana, Sayang?" Tanya Alin. "Bekerja, aku sekarang menjadi sekretaris Gavin." Ucap Sindy yang membuat Alin terkejut, namun tidak oleh Arvin. Karena dia sudah mengetahui semalam. "Sejak kapan? Mama tidak tau." "Baru hari ini, Ma. Doakan aku tidak membuat perusahaan Gavin bangkrut ya." Ucap Sindy terkekeh yang membuat Arvin malah tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya pelan karena tingkah anaknya. "Tanggung jawab mu akan semakin besar jika kau menjadi sekretaris di perusahaan besar seperti Gavin, meskipun Gavin adalah teman dekatmu, kau harus serius dan profesional dalam pekerjaanmu." Ucap Arvin menasehati putr

