"Huh...Aku yakin kamu pasti berjualan tanpa izin kan!" Saat Sierra tenggelam dalam lamunannya, Sophia mengejutkannya dengan menarik lengannya dengan keras.
"Aku tak menyangka setelah kamu tidak bisa menjadi dokter untuk menyelamatkan orang, kamu malah mencoba merugikan orang dengan menjual makanan berkedok makanan sehat tanpa izin. Jangan merugikan orang lain hanya karena uang Kak.
Sebagai dokter khusus di Rumah Sakit ini, aku memerintahkan kamu untuk segera angkat kaki dari sini. Bawa pergi semua sisa makananmu dan jangan lagi merugikan orang lain."
Dengan tatapan penuh kebencian, Sophia menyapukan tangannya ke arah kotak-kotak makanan yang tersusun rapih dan menyebabkan beberapa kotak makanan terjatuh dan isinya tercecer di lantai.
"Hentikan! Makanan ini semuanya dibuat sendiri oleh Ibu, bahkan Ibu rela bangun pagi-pagi buta untuk berbelanja agar semua bahan makanan masih segar, menakar setiap bahan dengan seksama agar dapat menjadi makanan sehat yang tepat, lalu ibu juga yang mengatur dengan hati-hati setiap makanan di kotak dengan cantik agar membuat pelanggan menjadi bersemangat untuk makan!"
"Semua ibu lakukan karena Ibu berharap para pelanggannya akan memakan setiap makanan dengan suka hati dan dapat meningkatkan kesehatan mereka" Ans berteriak marah melihat kotak-kotak bekal yang tercecer di lantai, lalu dengan cepat dia berjongkok dan dengan tangan-tangan mungilnya yang gemetar karena menahan amarah.
Ans mengambil sedikit demi sedikit makanan yang tercecer dan membereskannya kembali kedalam setiap kotak makanan, berusaha mengaturnya agar dapat kembali cantik seperti buatan ibunya.
"Setiap lauk yan ada di dalam kotak makanan ini, bahkan lebih bersih dibandingkan wajah Tante yang diolesi dengan berlapis-lapis makeup!"
Walaupun Sierra tidak pernah mengeluh ataupun menampakkan kelelahannya pada dirinya, Ans tahu bahwa Ibunya sudah berusaha sangat keras agar dapat membuat kotak makanan yang lezat dan sehat itu setiap harinya. Bahkan demi mendapatkan uang lebih banyak, Ibunya rela untuk tidak memakan sedikitpun dari masakannya, dia memilih memakan makanan yang terbuat dari bahan-bahan yang lebih murah harga dan kualitasnya. Semua yang terbaik dijual agar mereka bisa mendapatkan penghasilan lebih.
"Bicara apa kamu!" Suara Sophia bergetar dan tangannya mengepal erat menahan marah, dengan cepat dia mengulurkan tangannya untuk menarik Ans dan hampir saja mencakar Ans dengan kukunya yang tajam.
Meskipun Ans baru berusia empat tahun dan bertubuh kecil, tetapi bagaimanapun juga Ans adalah keturunan keluarga militer. Daniel sang Jenderal muda adalah ayahnya. Bahkan tukang kebun di Kediaman Raeschell saja mengerti dan menguasai tehnik dasar beladiri.
Secara alami, Ans, sebagai seorang anak laki-laki yang tumbuh di lingkungan tentara, sedikit banyak memiliki ketertarikan terhadap ilmu beladiri.
Walaupun Daniel sebagai ayahnya, sedikitpun tidak pernah peduli untuk mengajari Ans, tetapi kepala pelayan, tukang kebun, pelayan, penjaga bahkan ajudan-ajudan ayahnya yang sering berada di sekitarnya sering memperlihatkan dan mengajari Ans beberapa gerakan beladiri baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Selama bertahun-tahun Ans melihat dan memperhatikan sekililingnya, sedikit banyak dia juga menguasai ilmu beladiri dengan baik.
"Ans!" Bersamaan dengan seruan kaget Sierra terdengar, Ans dengan lincah dan sigap menarik tangan Sophia yang terulur dan menyikut tubuh Sophia dengan keras. Sophia yang tidak mengira Ans akan membalas, terkejut dan tidak bisa menahan tubuhnya yang terdorong, sehingga akhirnya dengan keras Sophia terjatuh tepat di hadapan Sierra.
Salah satu kotak sup yang terjatuh, tutupnya terbuka dan tertimpa tubuh Sophia, sehingga kuah sup itu menyiram wajah Sophia yang diolesi berlapis-lapis makeup seperti kata Ans.
Sup itu adalah sup kecantikan buatan Sierra yang ditambahkan dengan mie. Formula khusus pada sup itu memiliki kemampuan pelarut super, sehingga kuah yang terkena wajah Sophia dapat langsung menghapuskan sebagian besar riasan Sophia, sementara mie-nya terjerak di rambut keriting panjang Sophia, membuat Sophia tampak seperti nenek sihir dengan kulit kusam dan rambut yang acak-acakan.
"Aku tidak menyangka murid dari universitas terbaik Saint Mirrae, ternyata bisa begitu kasar dan tidak beretika. Beraninya hanya melawan anak kecil."
"Bocah kecil, kamu sangat tampan dan keren, seperti versi nyata bintang anak-anak di film kungfu."
Orang-orang disekitar mereka mulai menyadari, bahkan jika benar Sierran berjualan tanpa izin, yang dapat melarang dan mengusir Sierra adalah petugas keamanan ataupun orang-orang dari lembaga kementerian kesehatan, bukan urusan Sophia.
Sophia mengusir Sierra bukanlah karena ingin membela kepentingan kesehatan seperti yang dikatakannya, tetapi hanya karena Sophia tidak suka melihat Sierra ada disana.
Walaupun Sophia masih tertunduk, bisikan orang-orang disekitarnya sudah semakin memanas, mereka menunjuk-nunjuk dan melirik Sophia dengan tatapan ataupun nada bicara yang terdengar penuh dengan rasa marah. Kekesalan dan emosi membara semakin memenuhi mata Sophia.
Kemudian, Sophia dengan penuh amarah, mengerahkan tenaga menekan lantai untuk berusaha bangkit berdiri. Tidak disadarinya, tangannya menekan tasnya dengan keras, hingga terdengar suara robekan berasal dari bawah tubuhnya.
Dengan wajah terkejut dan tidak percaya, Sophia perlahan-lahan menurunkan matanya melihat ke arah sumber suara robek tersebut dan wajah dengan riasan sebagiannya, mulai berubah-ubah antara pucat dan memerah.
Itu adalah tas termahal miliknya. Dia sendiri sampai tidak bisa mengingat, berapa banyak pria yang harus ditemaninya bersenang-senang agar dapat mengumpulkan uang untuk membeli tas seharga 500 juta itu. Namun semua jerih payahnya itu menjadi sia-sia sekarang.
"Tasku!" Sophia berteriak "Tas ini dari Brand Nomor Satu di dunia dan ini juga edisi terbatas senilai 500 juta!"
Sierra menatap mata Sophia yang memerah penuh emosi, seketika jantungnya berdegup kencang. Tanpa sadar, dia langsung memeluk Ans dengan erat dan menariknya menjauhi Sophia.
"Kak, bahkan jika kamu menjual makanan tidak sehat yang merugikan orang lain, aku hanya merasa berkewajiban mengingatkanmu agar dapat kembali ke jalan yang benar,
tetapi anak haram yang tidak jelas asal usulnya ini, tidak hanya mendorongku, tetapi juga merusak tas ku, banyak orang yang menjadi saksi mata. Sudah sewajarnya kamu mengganti tasku ini kan?"
"Ibuku tidak punya uang sebanyak itu..." Walaupun Ans belum paham tentang nilai uang, tetapi melihat raut wajah Sierra, dia menyadari nilai 500 juta yang disebutkan Tante cerewet itu adalah sebuah nilai yang besar untuk ibunya.
"Tidak ada uang? Kalau begitu aku akan memanggil Polisi. Kita selesaikan masalah ini di kantor polisi!" Dengan sombongnya Sophia segera mengeluarkan handphonenya untuk menelpon kantor polisi.