Tiba-tiba ponselnya berdering menandakan adanya panggilan masuk. Sierra mengerutkan kening dan memijat dahinya yang mendadak terasa sedikit sakit saat melihat nama yang terpampang di layar ponselnya. Melihat itu, Sierra yakin orang yang melempari jendela kamarnya dengan batu dapat dipastikan adalah Raymond. Setelah menghela nafas panjang, Sierra menekan tombol hijau pada layar. Belum sempat ia bersuara, dari ponsel sudah terdengar suara teriakan Raymond terdengar, “Hei, akhirnya kau tahu juga bagaimana caranya menjawab telepon?” “Ada apa?” Sierra menjawab dengan nada dingin. Walaupun Raymond bukanlah orang tidak dapat mengendalikan emosi, tetapi saat ia mendengar jawaban Sierra, amarahnya langsung meledak, “ Sierra! Apakah kamu tidak memiliki rasa berterima kasih sedikitpun? Demi kamu