Setelahnya, suasana ruangan itu menjadi hening. Sang wanita berkonsentrasi merawat luka yang terbuka dan mengganti perban, sedangkan sang pria berkonsentrasi menatap orang yang sedang merawatnya. Ketika perban sudah diganti dengan yang baru, rasa nyeri di d**a Sierra perlahan juga menghilang, tetapi ia masih belum berani mengangkat wajahnya menatap Daniel. Berpura-pura sedang berkonsentrasi membereskan peralatannya, ia berkata kepada Daniel, “Setelah ini, kau harus beristirahat untuk pemulihan, setidaknya untuk dua hari kau tidak boleh turun dari ranjang, sampai lukamu kembali menutup dan sembuh.” Sierra sadar, jika saat ini Daniel menatap matanya, matanya tak akan bisa menyembunyikan apa yang tertanam begitu dalam di hatinya. “Sierra.” Suara maskulin yang berat memanggil namanya, memb