Ezka’s POV Suara ketukan pintu mengagetkanku. Aku berharap Zafalah yang mengetuk pintu. Aku masih menyimpan asa bahwa dia akan berubah pikiran untuk memaafkanku dan kembali ke apartemen. Kulangkahkan kaki menuju pintu. Saat kubuka, aku terkejut melihat sosok bertampang dingin dan menatapku datar. Aku bisa melihat jelas ada kemarahan di matanya. “Masuk kak.” Ucapku tanpa berani menatapnya. Kak Naufan masuk dan duduk masih dengan wajah dinginnya. Aku sudah pasrah jika nanti dia memarahiku habis-habisan. “Mau minum apa kak?” Aku tetap berusaha ramah meski kak Naufan masih menekuk wajahnya. Aku seperti tengah menunggu bom yang sebentar lagi akan meledak. “Kakak nggak mau minum. Kakak mau bicara ama kamu.” Jawabnya tanpa ekspresi. Aku duduk di sebelahnya, namun ada celah yang menjaga jara

