ONSEN

1222 Words

Sore itu, suasana ryokan dipeluk cahaya hangat yang menembus dari balik shōji—pembatas ruang—kertas. Udara lembap Yakushima bercampur semilir angin sejuk, membawa aroma dedaunan basah. Dari beranda kamar, taman kecil dengan kolam batu dan bonsai pinus tampak tenang, hanya diwarnai riak kecil dari ikan koi yang sesekali muncul ke permukaan. Seorang staf datang, mengetuk pelan, lalu meletakkan nampan di chabudai—meja rendah serbaguna. Teh hijau yang mengepul tersaji bersama kudapan khas musim gugur; ubi bakar yang ukurannya kecil-kecil, jelly berbahan labu kabocha, irisan kesemek segar, dan manju mungil dengan isian kastanye. “Waaah!” Ekspresi bahagia Anne membuat staf tersebut tersenyum. “Arigato gozaimasu,” ujar Anne kemudian, sementara Ben mengangguk sopan. “Dou itashimashite,” jawab s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD